1 Winners make thing happen; losers merely wait for it to happen.
2 Winners are self-disciplined, losers self-indulgent.
3 Winners are achievers,losers sustainers.
4 Winners transcend environment; losers are being controlled by environment.
5 Winners: "What can I do for them?" Losers: "What can they do for me?"
6 Winnera think and act; losers act and think.
7 Winners are self-confident and never jealous of others; Losers have inferiority complex and are always jealous of others.
8 Winners are never embarrassed to seek other's help; losers have second thought seeking help.
9 Winners: "I can" Losers: "I can't"
10 Winners consider problems as a stepping stone, losers as a stumbling block.
11 Winners persevere despite defeat; losers entertain defeat.
12 Winners are far-sighted, losers short-sighted.
13 Winners are self-acceptant and never make any comparison with others; losers always compare themselves with others.
14 Winners see problems as a challenge, losers as a burden.
15 Winners have high regard for themselves; losers look down upon themselves.
16 Winners are positive, losers negative.
17 Winners are creative, losers non-creative
18 Winners continue working while others have stopped; losers stop working before others.
19 Winners have time to think, losers are lazy to think.
20 Winners anticipate the unexpected; losers can never tolerate the unexpected.
21 Winners work smartly hard; losers work blindly hard.
22 Winners believe in themselves; losers put their trust in fate.
23 Winners regard 'man' as the highest and greatest value, losers as tools to realise their goals.
24 Winners hardly complain; losers always point their fingers at others for their failure.
25 Winners think "green"; losers think "red".
26 Winners live their own life, losers other's life.
27 Winners see light in darkness; losers see only darkness.
28 Winners never quit; losers quit too soon and too readily.
29 Winners are non-conformists, losers conformists.
30 Winners solve problems; losers are dissolved by problems.
31 Winners believe they can change, progress and improve; losers think otherwise.
Rabu, 28 Juli 2010
Rabu, 21 Juli 2010
Korupsi berjamaah : Loyalitas, Kesejahteraan dan Pelayanan
Sebenarnya ini uda rahasia umum...
Ada seorang teman yg bekerja di instansi bela negara. Beliau menawarkan kepada kami kerja sama dalam mensuplai kebutuhan mereka. Ya seperti yang biasa terjadi di negara ini, antara barang yang dibeli dengan kontrak anggaran adalah 40 : 100. Maksudnya 40% ajalah barang yang mereka ambil dan bayarkan, tetapi dalam kontrak, kwitansi dan lain2nya tetap ditanda tangani 100%. (Nilai 40 ini adalah nilai tertinggi)
Semula hal ini sempat kami takutkan, karena hal ini termasuk dalam pelanggaran hukum. Tetapi dari situasi di lapangan, justru menunjukkan titik aman. Karena ide atau kegiatan ini sudah dapat restu dari level yang paling atas. Otomatis mereka dapat jatah yang paling besar. Diikuti bawahan2nya. Pokoknya semua wajib dapatlah he he he...
Kalau ditanya mengapa hal ini bisa terjadi? Disamping karena uda tradisi :-), sebenarnya dimulai dari kurangnya anggaran untuk kesejahteraan mereka. Sementara pengeluaran mereka untuk hal2 pekerjaan yang tidak dianggarkan cukup tinggi. Contohnya, pesta2 yang memaksa orang2 level tinggi menyumbang besar, atau jamuan untuk tamu2 kehormatan yang tidak resmi, atau hal - hal untuk kenyamanan instansi yang sifatnya urgen atau kalau diminta sebagai anggaran, sering ditolak.
Jika kebutuhan2 seperti ini dikeluarkan dari gaji mereka, maka akan sangat merugikan sekali.. Ini sudah melewati batas dermawan seseorang.
Jadi secara tidak langsung, hasil dari korupsi tersebut tidak dinikmati mereka sendiri, tetapi termasuk juga bawahan atau orang - orang sekitar yang menikmati pelayanan tersebut. Atau tanpa kita sadari kitapun sudah mendapatkannya?? He he he..
Ada seorang teman yg bekerja di instansi bela negara. Beliau menawarkan kepada kami kerja sama dalam mensuplai kebutuhan mereka. Ya seperti yang biasa terjadi di negara ini, antara barang yang dibeli dengan kontrak anggaran adalah 40 : 100. Maksudnya 40% ajalah barang yang mereka ambil dan bayarkan, tetapi dalam kontrak, kwitansi dan lain2nya tetap ditanda tangani 100%. (Nilai 40 ini adalah nilai tertinggi)
Semula hal ini sempat kami takutkan, karena hal ini termasuk dalam pelanggaran hukum. Tetapi dari situasi di lapangan, justru menunjukkan titik aman. Karena ide atau kegiatan ini sudah dapat restu dari level yang paling atas. Otomatis mereka dapat jatah yang paling besar. Diikuti bawahan2nya. Pokoknya semua wajib dapatlah he he he...
Kalau ditanya mengapa hal ini bisa terjadi? Disamping karena uda tradisi :-), sebenarnya dimulai dari kurangnya anggaran untuk kesejahteraan mereka. Sementara pengeluaran mereka untuk hal2 pekerjaan yang tidak dianggarkan cukup tinggi. Contohnya, pesta2 yang memaksa orang2 level tinggi menyumbang besar, atau jamuan untuk tamu2 kehormatan yang tidak resmi, atau hal - hal untuk kenyamanan instansi yang sifatnya urgen atau kalau diminta sebagai anggaran, sering ditolak.
Jika kebutuhan2 seperti ini dikeluarkan dari gaji mereka, maka akan sangat merugikan sekali.. Ini sudah melewati batas dermawan seseorang.
Jadi secara tidak langsung, hasil dari korupsi tersebut tidak dinikmati mereka sendiri, tetapi termasuk juga bawahan atau orang - orang sekitar yang menikmati pelayanan tersebut. Atau tanpa kita sadari kitapun sudah mendapatkannya?? He he he..
Langganan:
Postingan (Atom)